“Jauhilah dengki, karena dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api makan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud).
Seseorang
bisa ditolak masuk ke suatu negeri (maju) tertentu, bila ditemui
mengidap suatu penyakit menular. Hal ini ditakutkan akan menulari
penyakitnya dan membahayakan penduduk di negeri yang akan dikunjungi
tersebut. Namun tidak demikian halnya perlakuan terhadap orang-orang
yang mengidap penyakit hati, seperti dengki, yang sebenarnya juga
menular dan sangat berbahaya.
Seseorang yang di hatinya
bersemayam penyakit yang ditandai dengan munculnya rasa tidak senang
terhadap keberuntungan atau kenikmatan orang lain ini, juga suka
menularkan kedengkiannya kepada orang lain. Orang-orang bisa saja
diprovokasi agar ikut membenci orang(-orang) yang dibencinya. Sehingga
menjalarlah rasa dengki itu kepada masyarakat dalam wilayah yang luas.
Bahayanya
juga begitu dahsyat. Di samping menimbulkan berbagai macam kejahatan
dalam masyarakat, penyakit ini juga seperti kayu bakar yang membakar
pahala setiap orang yang mengidapnya. Bahkan pahala bisa musnah, apalagi
kedengkian biasanya bertahan lama dalam hati pendengki, bila tak mau
mengobatinya.
Bila semua amalan kebaikan telah habis, akan
sia-sialah hidup di dunia ini. Sebab, dunia ini diibaratkan dengan
ladang untuk bercocok tanam untuk memanen pahala. Agar hidup tidak
sia-sia, kita diajak untuk sekuat tenaga mencegah dan mengobati penyakit
dengki. Termasuk di antaranya adalah menjauhi orang yang suka
mendengki.
0 comments:
Post a Comment