“Barangsiapa yang menyeru kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala
seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
pahala-pahala mereka sedikitpun” (HR. Muslim).
Kadangkala
sebahagian orang terlalu perhitungan dalam berbuat baik kepada orang
lain. Hanya mau berbuat baik terhadap orang-orang yang dianggap mau dan
mampu membalas jasanya. Akibatnya, perhatian akan menumpuk kepada
orang-orang mampu, tetapi kurang dan bahkan seringkali tiada untuk
orang-orang yang dianggap kurang atau tak mampu. Hal ini juga tak jarang
terjadi dalam dunia pendidikan. Misalnya, anak-anak dari keluarga mampu
mendapat perhatian lebih serius, dibandingkan dengan perhatian terhadap
anak-anak kurang mampu.
Namun tidak demikian bagi guru sejati,
yang tak sampai hati membeda-bedakan dalam berbuat kebaikan. Dihargai
manusia atau tidak, hamba-hamba yang meyakini akan (balasan) hari
akhirat ini akan tetap berbuat baik dan senantiasa menyeru kepada
kebaikan. Tak ada istilah murid-murid dari keluarga kaya atau dari
keluarga kurang mampu.
Apalagi Allah telah menyemangati agar
(siapapun) jangan pernah ragu dalam berbuat baik. Sebab, setiap proses
dari usaha dan hasil berbuat baik akan kembali kepada diri sendiri.
Bahkan menurut Rasulullah, disediakan pahala bahkan sejak mulai berniat.
Sebagaimana sabdanya: “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Jika hambaKu
berniat melakukan suatu kebaikan, maka Aku menulisnya satu pahala
kebaikan baginya walau ia belum melakukannya, dan jika ia melakukannya,
maka Aku menulisnya dengan sepuluh pahala kebaikan yang serupa
dengannya” (HR. Muslim).
Bagi guru sejati, bukan balasan atau
tanda jasa dari manusia yang diharapkan. Bagi mereka, rasa bahagia sudah
lebih dari cukup bila insan-insan didikannya berhasil menjadi
orang-orang yang baik, bermanfaat, dan beriman. Namun Allah tentunya tak
sekedar menganugerahkan kebahagiaan dunia bagi hamba-hambaNya yang
ikhlas menyeru kepada kebaikan. Jasa mereka yang ikhlas berbuat baik
juga akan diberikan dalam bentuk pahala dari kebaikan-kebaikan yang
dilakukan murid-murid atau penerusnya.
0 comments:
Post a Comment